EA (Robot Trading)dan Indikator akurat Gratis

Sebagai Member Pratama Forex, Anda bisa mendapatkan Expert Advisor yang membantu trading anda walaupun masih pemula di bisnis ini, serta Indikator-indikator Akurat yang selama ini dipakai oleh trader-trader Expert dan berpengalaman

Bisnis Forex Trading bersama PRATAMA FOREX

Belajar, Sharing, Konsultasi, Sukses dan Profit Konsisten di dalam bisnis Forex Trading. Jadikan Forex Trading For Living dan pilihan Investasi yang Bijak.

Pilihan Broker Terbaik dan Rebate 75% di PRATAMA FOREX

Rebate yang kami peroleh merupakan komisi yang di berikan oleh broker kepada PRATAMA FOREX dan Pengembalian komisi dari broker kami hitung adalah 100% dan 75% kami kembalikan ke member dibawah PRATAMA FOREX Pembagian rebate otomatis kami lakukan setiap hari sabtu atau minggu.

Sharing Teknik Jitu Forex Trading Profit Konsisten

Dalam Blog ini akan kita bahas tentang segala teknik yang dibutuhkan dalam transaksi di Market untuk mencapai hasil maksimal dan konsisten, juga berbagi Expert Advisor yang membantu transaksi kita serta saya bagikan GRATIS tanpa ada pungutan biaya apapun.

Program belajar Online (Konsultasi secara Private)

Anda bisa belajar private secara online yang akan dibimbing oleh profesional trader yang menjadikan bisnis Online Forex Trading ini sebagai Penghasilan Utama dengan cara berbayar

Pages

Tuesday, November 1, 2016

Forex EA PROFITABLE $50 up to $5,000,000 1 year

Tuesday, May 17, 2016

Meraih Profit Tinggi Tanpa Emosi

Dalam dunia keuangan, berkembang pendapat umum bahwa merancang sebuah sistem trading yang menguntungkan dan konsisten sangat sulit. Padahal, faktor penentu keberhasilan proses trading tidak hanya ditentukan oleh sebuah sistem. Kerugian yang sering terjadi justru dipicu oleh emosi yang tidak terkendali disertai rendahnya tingkat disiplin dalam mematuhi rencana awal. Mindset dan trading plan yang handal tentu sangat dibutuhkan untuk mencapai profit maksimal. Namun, semua hal tersebut akan sia-sia belaka apabila keputusan transaksi dikendalikan oleh emosi semata. 
 
 

Secara lebih detil masih ada faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan kerugian. Beberapa alasan utama penyebab terjadinya loss pada trading, antara lain:
 
      Penempatan modal yang salah (tidak sesuai dengan produk)
      Kurangnya disiplin dan ketiadaan trading plan
      Tidak mempelajari pasar secara mendalam
      Melakukan analisa/interpretasi yang kurang tepat
      Mengejar pasar (memaksakan ambil posisi walaupun kriterianya belum terpenuhi)
      Tidak mau mengalami kerugian dalam trading (menahan posisi tanpa stop loss)
 
Untuk mengeliminasi potensi kerugian di atas, dibutuhkan komitmen kuat dalam diri trader. Untuk bisa mencapai pengendalian emosi yang baik selama trading, ada beberapa tips yang patut dipelajari. Kiat-kiat berikut, nantinya akan membedakan trader mana yang berhasil dan merugi:
 
1.     Memiliki sebuah trading plan untuk dipatuhi,agar Anda mengetahui kapan waktu yang tepatuntuk mengambil atau melepas posisi. Poin ini sering dilupakan ketika trader sedang berada dalam situasi profit. Padahal, pengambilan posisi yang ideal selalu berpedoman pada trading plan dan bukan berdasarkan keadaan pasar terkini. Dengan begitu, Anda dapat mengetahui efektifitas strategi tersebut. Evaluasi tidak akan terjadi apabila strategi yang diterapkan tidak konsisten dan alasan trading terus berubah. Seringkali trader mengabaikan trading plan karena tertekan oleh kerugian. Sesungguhnya masa merugi adalah waktu terbaik untuk belajar menghindari loss di masa depan.
 
2.     Membuat trading planyang simpel dan mudahdisesuaikan dengan kondisi pasar. Traders yang sukses mempercayai bahwa tidak ada sistem yang bekerja efektif selamanya. Di samping indikator teknikal, masih ada faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi  performa trading. Untuk meraih kesuksesan jangka panjang, seorang trader harus terus belajar dari pengalaman, mencari ide baru dan melakukan pengujian trial and error. Sehingga ketika sistem dievaluasi (setiap periode tertentu), trader dapat memperbaiki sistem atau mengubah metodologi sesuai kondisi pasar dengan risk to reward yang menarik.
 
3.     Fokus untuk menjadi konsisten. Trader yang baik pasti memahami bahwa lebih penting untuk menjadi konsisten daripada meraih profit secara cepat. Salah satu bagian terpenting dalam trading, selain profit itu sendiri, adalah cara untuk mencapainya. Jika Anda hanya berharap pada keberuntungan dalam sebuah transaksi, berarti Anda masih belum memiliki strategi/sistem yang handal untuk memperoleh profit yang konsisten dalam jangka waktu lama.
 
4.     Take ActionTrader yang sukses akan selalu memiliki inisiatif untuk bertindak. Aktivitas trading idealnya tidak dipengaruhi oleh rasa takut. Sebagai contoh, seorang tradertidak akan menahan posisi yang merugikan (yang tidak sesuai rencana trading) dan berharap posisinya akan berbalik menjadi sebuah posisi menguntungkan. Ia juga tidak akan mudah panik sehingga terburu-buru dalam merespon kondisi pasar di luar perkiraan.
 
Apabila Anda mampu mengaplikasikan kiat-kiat di atas, berarti Anda telah memegang salah satu kunci penting dalam trading.
Silahkan melatih strategi trading anda pada platform online trading dengan mendaftar  demo account disini

Profit Dengan Sistem 123

Suatu sistem diperlukan untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam trading. Sistem ini haruslah dibuat sesederhana mungkin sehingga dapat digunakan secara konsisten oleh pemakainya. Dari riset saya menemukan sistem trading yang terbilang simple dan mudah diaplikasikan. 

Sistem ini dibahas dalam suatu forum trading di internet dan mungkin dapat menjadi sumber inspirasi untuk membuat sistem trading yang sesuai dengan karakter trading para pembaca.


Sistem ini mengambil teknik 123 yang sudah lama diterapkan di pasar keuangan. Teknik 123 
semacam teknik yang menghitung gelombang pergerakan harga untuk memprediksi kemungkinan arah pergerakan selanjutnya. Dan teknik ini digunakan untuk mencari kemungkinan pembalikan tren (trend reversal).

 
Mungkin yang akan menjadi pertanyaan anda bagaimana cara menentukan titik 1, 2, dan 3. Pada saat pergerakan harga sedang trending kemudian harga mengalami koreksi yang dalam, titik awal koreksi itu kita jadikan titik 1.
 Sedangkan ujung dari level koreksi yaitu level dimana harga mengalami konsolidasi merupakan titik 2. Sementara titik 3 kita pilih kondisi pergerakan harga yang memenuhi kriteria retracement Fibonacci 61.8% dari titik 1 dan 2 atau lebih namun tidak melewati titik 1.
Lalu level masuk kita letakkan saat harga melewati titik 2 dengan menempatkan level stop loss di bawah titik 3 untuk posisi beli atau di atas titik 3 untuk posisi jual. Atau bila pergerakan harga sangat fluktuaktif, kita bisa menempatkan level stop loss di bawah/ atas titik 1. 
Kemudian jarak pips antara titik 2 dan 3 kita jadikan besaran target profit. Cukup mudah bukan? Dan kita tidak perlu menggunakan indikator teknikal lainnya.
Kita ambil contoh pergerakan 15 menit GBP/USD pada tanggal 13 Desember 2010. Pada pukul 15.20 WIB harga berada di level 1.5793 kemudian harga berangsur turun hingga mulai koreksi di level 1.5718 pada pukul 17.15 WIB. Level ini kita jadikan titik 1.
 
Titik 2 kita peroleh pada pukul 19.15 WIB di 1.5765 dimana pergerakan koreksi mulai tertahan. Lalu kita menggunakan Fibonacci retracement untuk mengukur kemungkinan titik 3 berada. Dengan pengukuran retracement 61.8% antara titik 1 dan 2, kita peroleh titik 3 kira-kira di level 1.5736. Dan harga ternyata melebihi level tersebut namun tidak melampaui titik 1. Titik 3 tersebut valid.
Setelah kita dapatkan titik 123, kita menunggu harga menembus ke atas titik 2 untuk dijadikan level masuk beli (di kisaran level 1.5767 entry point) dengan level stop loss beberapa pips di bawah titik 3 (di kisaran level 1.5716 SL1) atau di bawah titik 1 dan besaran target profit disamakan dengan jarak antara titik 2 dan 3 dan didapat di level 1.5814 TP1.
Kita bisa menerapkan risk management dengan membuka 2 lot. Lot pertama kita keluarkan saat TP1 tercapai. Kemudian SL1 kita naikan ke sl2, sehingga untuk lot ke-2 ini kita bebas resiko. Lalu lot kedua kita keluarkan di tp2.
Sistem ini sangat cocok di sesi perdagangan yang volatilitas harganya besar yaitu mulai dari sesi perdagangan Eropa dan Amerika.
Gambar  Titik 123 di GBPUSD 15M
Gambar  Penempatan entry point,SL dan TP
Silahkan melatih strategi trading anda pada platform online trading dengan mendaftar demo account di sini.
Selamat mencoba.

Monday, May 16, 2016

Indikator Dasar untuk Short-Term Trading

 
Sekian banyak indikator teknikal yang beredar secara umum seringkali memberikan indikasi berlainan. Hal ini menyebabkan banyak penggunanya menjadi salah kaprah dalam membaca indikator-indikator tersebut. Penggunaan indikator secara berlebihan bahkan dapat menyebabkan si pengguna gagal melihat indikasi-indikasi yang seharusnya bisa dilihat dengan mudah.
 
Dalam rubrik trading strategy bulan ini, kami mengangkat penggunaan 2 buah indikator yang dianggap sebagai ‘indikator dasar’. Penggunaannya secara bersamaan mungkin bisa menghasilkan returnoptimal dan mempersingkat periode transaksi. 

Indikator-indikator yang akan kami gunakan pada kesempatan kali ini adalah Bollinger Band dan Moving Average (pada grafik 15 menit). Adapun produk-produk yang efektif digunakan dengan memakai indikator ini adalah pasangan mata uang utama seperti EUR/USD, GBP/USD, USD/JPY dan AUD/USD.
Bollinger Band adalah indikator teknikal yang diciptakan oleh John Bollinger pada 1980-an, dan baru dipatenkan tahun 2011 lalu. Ada banyak cara bagi pelaku pasar dalam mengimplementasikan Bollinger Band, yakni melakukan buy ketika harga menyentuh lower Bollinger Band (batas bawah), dan menutup posisinya pada saat harga mencapai nilai tengah (Moving Average) dari Bollinger Band. Demikian pula sebaliknya, melakukan sell pada saat harga mencapai upper Bollinger Band, dan menutup posisi di garis Moving Average-nya. Namun tidak sampai di situ, ada juga yang menggunakannya dengan cara lain yaitu melakukan buy bila harga menembus ke atas upper Bollinger Band, dan sell bila harga menembus ke bawah lower Bollinger Band.
Implementasi
Tetapi dalam metode yang dikembangkan oleh Mark Larsen, seorang trader dan peneliti indikator pasar derivatif yang lama berkutat dengan berbagai indikator, penggunaan Bollinger Band adalah dengan memakai periode 10 dan digunakan sebagai acuan untuk masuk pasar.
Perhatikan gambar grafik 15 menit di bawah ini. Apabila harga mencapai lower bollinger tetapi ditutup di atas garis tersebut, lalu pada pergerakan harga selanjutnya mencatat penguatan, maka nilai lower bollinger tersebut menjadi indikasi. Biarkan harga terbentuk kembali, dan saat harga ditutup di bawah nilai indikasi, maka menjadi sinyal konfirmasi untuk mengambil posisi Buy/Long (lihat tabel 1 pada gambar).
Sebaliknya bila harga mencapai upper bollinger dan ditutup di bawah garis tersebut lalu pada pergerakan harga selanjutnya mencatat pelemahan, maka nilai upper bollinger tersebut menjadiindikasi. Setelah harga kembali terbentuk dan naik, ditutup di atas nilai indikasi maka menjadi sinyal konfirmasi untuk mengambil posisi Sell/Short (lihat tabel 2 pada gambar).

Level Target Profit
Untuk menutup posisi, kita gunakan indikator Moving Average, yakni garis yang terbentuk dari rata-rata nilai beberapa periode. Pada metode ini kita menggunakan Simple Moving Average periode 14, yang dipakai sebagai level untuk keluar (Target Profit) dari posisi kita. 

Penggunaan MA 14 (garis merah pada gambar) ini adalah untuk menghindari terjadinya kerugian transaksi karena kita menanti pencapaian mid bollinger sebagai exit level

Sangat disarankan untuk menghindari melakukan transaksi dengan menggunakan strategi ini pada saat/mendekati event/berita penting. Mengingat pergerakan harga yang terlalu volatile sehingga mempengaruhi indikator teknikal yang digunakan.
Level Stop Loss
Alangkah baiknya jika setiap transaksi disertai batasan risiko yang sewajarnya. Pada studi teknikal ini, kami sarankan untuk menyertai batasan risiko apabila harga turun ke bawah level rendah/low dari batang harga indikasi atau low dari batang harga saat kita masuk buy

Tabel 1 mengambarkan level cut loss pada low batang harga indikasi, di mana level low ini lebih rendah dibanding low pada batang harga sinyal entry level buy. Sebaliknya bila harga naik ke atas level tinggi/high dari batang harga indikasi atau high batang harga saat kita masuk sell. Seperti yang terlihat pada tabel 2 dimana menggambarkan level cut loss berada pada high batang harga entry level sell, karena lebih tinggi dibanding high pada batang harga indikasi.
Hal yang paling sulit dilakukan adalah mencari level indikasi, sehingga diharapkan kecermatan dan kehati-hatian dalam menentukannya. Kesabaran dalam menanti entry level sangat dibutuhkan karena terkadang kita fokus pada 1 level indikasi sehingga melewatkan harga yang membentuk sinyal indikasi yang berlawanan. Hal itu membuat kita gagal memanfaatkan peluang pasar yang telah terbentuk.
Silahkan melatih strategi trading anda pada platform online trading dengan mendaftar disini